Pages

Translate

Minggu, 19 Mei 2013

“CINTA SUCI ZAHRANA”

Sumber : Habiburrohman El-Shirazy "Cinta Suci Zahrana"
Tugas Bahasa Inggris Membuat sinopsys novel dari Guru kami : Reny Windi Astuti
Karya : Misbah  Husolli




            Zahrana adalah anak semata wayang dari Pak Munajat dan Bu Nuriyah. Hari ini dia akan berangkat ke Beijing tepatnya ke Tsinghua University. Ia di undang ke Beijing untuk menerima penghargaan atas karyanya di bidang arsitektur. Ia memiliki cita-cita yang sangat tinggi untuk bisa menjadi anak bangsa yang berkualitas. Hujan saat itu mulai reda, Ia akan segera berangkat.
Kemudian dia jadi ingat kepada ayah dan ibunya bahwa sebenarnya mereka bersikap tidak enak kepadanya sebelum dia berangkat tadi sore. Rana sangat keras kepala, bersikeras agar tidak menikah dulu sampai lulus S3. Tiga tahun di SMA, dia selesaikan dengan baik dan mendapat nilai tertinggi. Dia ingin melanjutkan kuliah ke Fakultas Kedokteran. Berbagai macam beasiswa telah ia raih. Rana melanjutkan kuliah di UGM dan Universitas Swasta di Jogjakarta. Ia mengambil dua fakultas sekaligus, yaitu Arsitek dan Teknik Sipil. Itu berarti ia harus meninggalkan orangtuanya di Perumahan Klipang Asri, Semarang.
Setelah dirinya berhasil wisuda, Rana sangat bangga karena dia dilamar oleh Universitas Mangunkarsa Semarang menjadi dosen, malah bukan dia yang melamar. Rana memiliki seorang sahabat bernama Lina, dan telah menganggap Lina sebagai kakak kandungnya. Rana teringat ketika sahabatnya itu menawarkan jodoh, Mas Andi namanya. Dirinya menolak dan akhirnya Lina sendiri yang menikah dengan Mas Andi.
Pesawat akan segera berangkat dan sebentar lagi dia akan terbang ke Beijing. Dia gelisah dan menelpon Lina untuk menyampaikan salam kepada orangtuanya agar lebih tenang. Rana tidak menyangka bahwa dirinya di sambut bak putrid kaisar ketika kedatangannya di Tsinghua University. Di sisi lain, sebenarnya Pak Munajat dan Bu Nuriyah tidak merestui tindakan Rana. Mereka menginginkan agar Rana cepat menikah dan lekas punya cucu. Karena umur mereka sudah tua dan kuatir tidak bisa melihat cucunya.
Ketika kepulangannya dari Beijing, Rana mendapat sambutan meriah dari mahasiswa dan Dosen Universitas tempat ia menjadi dosen. Hal yang membuat ia tidak nyaman, bahwa secara tidak langsung Pak Sukarman sering menggoda dirinya. Pak Sukarman adalah Dekan Fakultas Teknik di Universitas Mangunkarsa Semarang. Ia juga mengunjungi sahabatnya, Lina. Dan menceritakan semua pengalamannya selama di Beijing.
Suatu hari ketika ia berdiskusi dengan mahasiswanya, Nina dan Hasan tentang skripsi, tiba-tiba ia mendapat kabar bahwa ia di tunggu Bu Merlin di kantin. Ia mengetahui bahwa Pak Sukarman yang di hatinya ia anggap sebagai pria bejat itu melamar dirinya melalui Bu Merlin yang sangat ia segani. Rana kaget mendengar pernyataan itu. Dia bingung dan resah. Dia menceritakan kepada Lina tentang itu, dan Lina menyarankan bahwa keputusan tetap ada di tangan Lina. Di sisi lain, orangtuanya Pak Munajat dan Bu Nuriyah yang telah semakin tua mendesak agar Zahrana cepat menikah.
Ketika Zahrana menghadiri seminar di Surabaya, Bu Merlin secara diam-diam mendatangi kediaman Zahrana untuk menawarkan lamaran Sukarman kepada orangtuanya. Sukarman yang licik itu memanfaatkan Bu Merlin untuk rencana-rencana yang telah ia atur. Hingga akhirnya ketika kepulangannya dari Surabaya, Rana mendapati di rumahnya banyak opor ayam yang kelihatannya ada acara besar. Ternyata telah di jadwalkan bahwa hari itu jam setengah lima sore, rombongan pihak Sukarman akan melamarnya. Rana memantapkan hati untuk menolaknya secara halus dan kembali mendapatkan kekecewaan dari orangtuanya.
Semenjak penolakan itu, Rana mendapatkan terror dari Sukarman dan memilih diam sebagai senjata ampuhnya. Sukarman marah besar. Akhirnya, Rana mendapatkan saran dari Lina bahwa sebaiknya ia mengundurkan diri dari kampusnya sebelum Sukarman meneror dirinya lebih parah.
Akhirnya ia mengajar di STM Al-Fatah. Dia merasa lebih tenang karena berada di dekat para santri. Sementara itu, dia terus di terror dengan pesan-pesan busuk yang merendahkan dari Sukarman. Nina dan Hasan masih sering berkonsultasi dengan dirinya. Rana meminta bantuan dari Lina agar ikut serta mencarikan jodoh untuk dirinya yang semakin tua. Rana juga meminta bantuan dari Bu Nyai Sa’adah, istri dari pengasuh Pesantren Al-Fatah untuk mencarikan dirinya jodoh. Bu Sa’adah menawarkan kepada Zahrana bahwa ada seorang lelaki yang gagah dan hanya penjual krupuk bernama Rahmad. Zahrana pun menyetujuinya.
Hingga sampai pada hari tunangannya, Zahrana tersentak mendengar kabar bahwa Rahmad mati tertabrak kereta api dan akhirnya Rana mengetahui bahwa ini adalah rencana Sukarman. Rana pingsan dan di bawa ke rumah sakit. Dan lengkap lah penderitaanya, ketika sepulang dari rumah sakit, Pak Munajat meninggal dunia. Saat itu hati Rana benar-benar hancur dan merasa bahwa hidup sudah tidak ada gunanya lagi. Dia ingin mati. Suatu hari ketika ia mengajar di STM Al-Fatah, ia membaca Koran dan tertera sebuah berita bahwa Sukarman mati di bunuh karena berbuat cabul dengan mahasiswanya.
Sore itu ketika pulang dari warung membeli ke gula merah. Dia sedikit terkejut ada sebuah sedan di halaman rumahnya. Setelah ia masuk, ternyata yang datang Bu Zulaikha, ibundanya Hasan. Dia datang menyampaikan pesan dari Hasan, bahwa Hasan akan melamar dirinya. Awalnya ia tidak percaya dan berfikir bahwa Hasan hanya terpaksa. Tetapi setelah bertemu langsung dengan Hasan, dia tulus melamar Zahrana.
Malam itu, pada malam kedua di Bulan suci Ramadhan di lakukan akad nikah. Zahrana menangis, menangis bahagia. Malam itu, benar-benar malam kesaksian Zahrana atas kebesaran yang di berikan Allah kepadanya.
Dua minggu setelah Idul Fitri, Zahrana membaca file kartu nama dan menemukan sebuah nama Prof. Jiang Daohan. Ia teringat bahwa dulu orang itu menawarkan agar kuliah di Fudan University. Hasan, suaminya itu menyetujuinya. Dan satu bulan setelah itu, Zahrana dan Hasan sudah sampai di China. Mereka datang seminggu lebih awal dari yang di jadwalkan oleh Prof. Jiang.
Mereka berbulan madu dan sekaligus berjalan-jalan di tembok raksasa sambil menghirup sejuknya musim semi. Air mata Zahrana menetes, ia merasa bahagia di beri karunia Allah suami yang Shaleh dan sangat menjaga akhlak. Hatinya tiada henti memuji nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About