Pages

Translate

Minggu, 01 Februari 2015

Dinamika Kelompok Matakuliah Sosiologi Pedesaan

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial dan saling bergantung terhadap setiap individu. Manusia tidak pernah terlepas dari proses interaksi sosial untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Karena, pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendirian. Bahkan sampai manusia tersebut meninggal dunia, dia tetap membutuhkan individu lainnya untuk membantu dalam proses pemakamannya.
Salah satu wadah bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam mencapai kesejahteraan adalah melalui kelompok. Di dalam kelompok, setiap individu akan menemukan tujuan dari kelompok tersebut. Individu dapat menyampaikan setiap aspirasinya yang kemudian akan didiskusikan oleh kelompok tersebut.
Manusia membutuhkan kelompok karena pada dasarnya manusia menemukan kedewasaannya di dalam sebuah kelompok. Manusia menghabiskan hidupnya di dalam sebuah kelompok. Terbukti bahwa segala aktivitas, pekerjaan dan kegiatan sehari-hari tidak pernah luput dari peran kelompok.
Di dalam sebuah kelompok, seringkali terjadi perubahan dan pergerakan. Perubahan ini sering ditandai oleh beberapa faktor yang akan diulas pada ringkasan ilmiah ini. Menurut Rasyid Kalu (2008), Perubahan  dan perkembangan dalam suatu kelompok terjadi  akibat  proses  formasi  ataupun reformasi  dari  pola-pola  di  dalam kelompok  tersebut  serta  adanya pengaruh dari luar. Apabila salah satu unsur  dari  sebuah  organ  mengalami gangguan atau perubahan, maka akan membawa  perubahan  pada  unsur-unsur  lainnya.  Sehingga  berakibat terjadinya perubahan pada sistem atau kelompok secara keseluruhan.




A.    Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat penulis simpulkan adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana proses dan dinamika kelompok?
2.      Bagaimana pentingnya dinamika kelompok?
3.      Apakah faktor pendorong terjadinya dinamika kelompok?
B.     Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dalam ringkasan ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui proses dan dinamika kelompok.
2.      Untuk mengetahui pentingnya dinamika kelompok.
3.      Untuk mengetahui faktor pendorong terjadinya dinamika kelompok.


















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Dinamika Kelompok
Dinamika dapat diartikan sebagai keadaan yang selalu berubah-ubah. Sedangkan kelompok adalah sekumpulan orang yang memiliki tujuan dan kepentingan bersama. Dinamika kelompok adalah suatu keadaan ketika sebuah kelompok mengalami pergerakan, perkembangan dan proses adaptasi terhadap keadaan yang selalu berubah.
Kelompok mengalami dinamika karena kelompok bersifat dinamis. Kelompok selalu berubah dan tidak statis. Ada kelompok yang perubahannya cepat dan ada juga dengan perubahan yang lambat.
Dinamika kelompok merupakan cabang ilmu sosial yang mempelajari perilaku manusia dalam kelompok atau ilmu yang mempelajari tenaga-tenaga yang bekerja dalam kelompok, mencari penyebabnya, dan apa akibatnya terhadap individu maupun kelompok. (Andi Mascunra A, 2009). Dinamika kelompok, dalam pengertian ini, merupakan cabang dari pengetahuan atau spesialisasi intelektual. Peduli dengan perilaku manusia dan hubungan sosial, dapat berada dalam ilmu-ilmu sosial. Namun hal itu tidak dapat diidentifikasi dengan mudah sebagai sub bagian dari salah satu disiplin ilmu tradisional. (Dorwin Cartwright, et al.2000)

B.     Proses Pembentukan dan Dinamika Kelompok
Proses pembentukan kelompok ini dimulai dari persepsi atau perasaan yang sama pada tiap-tiap individu. Kemudian timbul sebuah motivasi dengan melakukan pendekatan untuk mencapai tujuan melalui interaksi antar individu. Dari interaksi inilah akan terbentuk sebuah kelompok. Di dalam sebuah kelompok selalu ada konflik yang menyebabkan perpecahan. Namun setiap individu telah menyadari bahwa tujuan kelompok lebih penting. Maka terjadi sebuah penyesuaian yang kemudian terjadi sebuah perubahan dalam kelompok.
Dikarenakan pada kodratnya keragaman bangsa Indonesia ini merupakan potensi kekompakan dan berpotensi kerja sama berasaskan kekompakan maka strategi pembentukan tim dalam suatu organisasi itu sudah sesuai (Hadipranata, 1995). Masyarakat di Indonesia adalah masyarakat yang berkelompok seperti halnya masyarakat timur pada umumnya. Oleh karena itu pendekatan yang paling efektif adalah pendekatan komunal dan bukan individual, pendekatan grup/kelompok, dan bukan individu pribadi (Hadipranata, 1995).
Description: K:\PROSES TERJADINYA KEL.jpg
 















Sumber :Winamart.

Skema di atas menunjukkan tentang bagaimana sebuah kelompok terbentuk dan bagaimana siklus yang terjadi dalam sebuah kelompok. Setiap perpecahan pasti ada penyesuaian, karena jika tidak terjadi penyesuaian maka dapat dikatakan bahwa dalam kelompok tersebut tidak ada lagi keserasian, perbedaan pendapat dan tidak tercipta kekompakan akibat perbedaan pola hidup. Akhirnya terjadi pembubaran kelompok yang disebut Disolusi.
Menurut Unang Yunasaf, dkk (2008), Dinamika kelompok ini diukur dengan cara mengetahui jumlah skor dari tujuh komponen indikatornya, yang meliputi: (1) kepemimpinan ketua kelompok, (2) tujuan kelompok, (3) struktur kelompok,(4) fungsi tugas kelompok, (5) pembinaan dan pemeliharaan kelompok, (6) kekompakan kelompok, dan (7) suasana kelompok, (8) tekanan kelompok, dan (9) efektivitas kelompok.
Di dalam dinamika kelompok, mungkin terjadi antagonisme antar kelompok. Apabila terjadi peristiwa tersebut, secara hipotesis prosesnya adalah sebagai berikut:
1.      Bila dua kelompok bersaing, maka akan timbul stereotip.
2.      Kontak antara kedua kelompok yang bermusuhan tidak akan mengurangi sikap tindak bermusuhan tersebut.
3.      Tujuan yang harus dicapai dengan kerjasama akan dapat menetralkan sikap tindak bermusuhan.
4.      Di dalam kerja sama mencapai tujuan. Stereotip yang semula negatif menjadi positif. (Soerjono Soekanto, 2012:147-148)

C.    Pentingnya Dinamika Kelompok
Manusia adalah makhluk yang bermasyarakat, ia akan selalu membutuhkan dan dibutuhkan oleh sesamanya. Dalam suatu kehidupan, manusia membentuk suatu kelompok tertentu yang merupakan suatu sistem yang sangat kompleks dan unik sifatnya. Sebagai suatu sistem, masyarakat terdiri dari sub-sub sistem yang saling interaktif. Setiap sub sistem dengan peranannya dapat dipandang mutlak adanya, oleh karena hakikat kesatuan itu sesungguhnya merupakan sesuatu yang terpecah-pecah dan terbagi-bagi, namun keberadaannya saling mengokohkan satu sama lain. (Utang Suwaryo, 2010).
Suatu kelompok juga dapat meningkatkan kepercayaan diri sesama individu di dalam kelompok. Menurut Rita Sinthia, Kepercayaan diri sebagai bagian dari penerimaan sosial, seseorang yang memiliki kepercayaan diri akan lebih yakin untuk melakukan sesuatu atau masuk dalam suatu lingkungan, walaupun lingkungan tersebut baru sama sekali.
Setiap kelompok pasti mengalami perubahan, dari yang buruk menjadi baik, pasif menjadi aktif, atau apatis menjadi peduli. Bahkan kelompok dapat berubah sebaliknya.
Alasan bahwa dinamika kelompok sangatlah penting, karena:
1.      Kelompok tidak akan berkembang ketika tidak terjadi perubahan.
2.      Individu dalam kelompok cenderung menjadi pasif dan terbelakang apabila tidak terjadi sebuah kedinamisan.
3.      Akan timbul ketidak pedulian terhadap sesama individu di dalam kelompok, dikarenakan keadaan kelompok yang statis.
4.      Kelompok yang statis akan menyebabkan kebosanan sesama individu di dalam kelompok tersebut.
5.      Dinamika kelompok merupakan sesuatu hal yang lumrah terjadi pada setiap kelompok, karena tidak selamanya suatu kelompok berada pada keadaan harmonis dan disharmonis.

D.    Faktor Pendorong Dinamika Kelompok
Di dalam sebuah kelompok terdapat beberapa faktor pendorong dari dalam maupun dari luar sebagai bentuk dari dinamika kelompok tersebut. Faktor-faktor pendorong dinamika kelompok adalah sebagai berikut:
1.      Faktor pendorong dari luar
·         Perubahan situasi sosial
Perubahan sosial merupakan proses perkembangan unsur sosio, budaya dari waktu ke waktu yang membawa perbedaan yang berarti dalam struktur dan fungsi masyarakat dibandingkan dengan keadaan sebelumnya. Hal ini terjadi sebagai akibat dari suatu perubahan yang datang, baik dari kemajuan berpikir manusia maupun dari perubahan lingkungan dan teknologi. (Utang Suwaryo, 2010). Misalnya perubahan norma yang mengakibatkan sebuah kelompok harus melakukan penyesuaian diri.
·         Perubahan situasi ekonomi
Berubahnya suatu kondisi suatu masyarakat atau kelompok dalam hal ekonomi seperti harga sembako yang fluktuatif.
·         Perubahan situasi politik
Berubahnya suatu kondisi suatu masyarakat atau kelompok dalam hal politik seperti pergantian ketua RT. Menurut Soekanto, Ada pula kelompok-kelompok sosial yang mengalami kegoncangan-kegoncangan apabila ditinggalkan salah seorang anggotanya, apalagi kalau anggota yang bersangkutan mempunyai kedudukan penting, misalnya dalam suatu keluarga.

2.      Faktor pendorong dari dalam
·         Adanya konflik antar individu dalam kelompok
Konflik adalah bentuk sosialisasi dalam masyarakat dengan asumsi bahwa tidak ada kelompok yang selalu dalam keadaan harmoni dan disharmoni, atau selalu terdapat faktor-faktor postif dan negative yang membangun relasi kelompok. Pada derajat tertentu konflik sangat esensial dalam membentuk kelompok dan mempertahankan eksistensi kelompok. (Astrid S dan Sunarto, 1998).
·         Adanya perbedaan kepentingan
Dalam kasus ini, individu dalam suatu kelompok bisa jadi melupakan tujuan utama dari kelompok tersebut. Kondisi yang seperti ini dapat mengakibatkan salah satu anggota kelompok yang berbeda kepentingan berusaha untuk memisahkan diri dan membuat kedudukan kelompok menjadi terancam.
·         Adanya perbedaan paham
Perbedaan paham sangat rawan dan dapat mempengaruhi kelompok secara keseluruhan. Misalnya perbedaan paham tentang agama yang dianut oleh masing-masing individu.
Terdapat faktor social loafing (yaitu berkurangnya usaha individu dalam kelompok untuk mencapai tujuan kelompok), respon dominan tanpa dikritisi, free riding (yaitu berkurangnya usaha individu dalam menyelesikan tugas kelompok karena individu itu tahu bahwa anggota kelompok lain akan menggantikannya mengerjakan tugas), hilangnya motivasi akibat perasaan tidak adil dalam kelompok, groupthink (yaitu kecenderungan setiap anggota untuk menyetujui hasil keputusan padahal keputusan cenderung tidak efektif), dan lain-lain. (Diah Nurayu K dkk, 2013)




BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kelompok merupakan sarana untuk seluruh manusia dalam mengembangkan pola pikir, hidup dan sebagainya. Kelompok juga sebagai sarana bagi manusia untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan manusia yang lain. Akan tetapi, di dalam sebuah kelompok juga terdapat perubahan-perubahan sebagai proses untuk menuju ke arah yang lebih baik. Perubahan inilah yang disebut dengan Dinamika kelompok. Karena pada dasarnya, kelompok sosial merupakan kelompok yang dinamis yang selalu berkembang, dan bukan statis.
B.     Saran
Kelompok sangat penting demi kelangsungan hidup manusia, karena tanpa kelompok mustahil manusia dapat bertahan hidup. Dalam ringkasan ilmiah ini, saya menyadari bahwa sangat banyak kesalahan yang dapat dijumpai dalam tulisan ini. Tidak ada manusia yang sempurna, karena sejatinya kesempurnaan hanyalah milik Allah semata.










DAFTAR PUSTAKA
Amir, Andi M. 2009. Penerapan Dinamika Kelompok. Jurnal Academica. Vol.1
(1): 120-130.
Bachroni, M. 2011. Pelatihan Pembentukan Tim untuk Meningkatkan
Kohesivitas Tim pada Kopertis V Yogyakarta. Jurnal Psikologi. Vol.38(1):
40-51.

Cartwright, Dorwin., Zande, Alvin. 2000. Origins of Group Dynamics.
A Research and Applications Journal. Vol.3(2):40-55.

Kalu, Abdul R. 2008. Dinamika Kelompok Tani Kegiatan Rehabilitasi Hutan Dan
Lahan Di Desa Bulue Kabupaten Soppeng. Jurnal Hutan dan Masyarakat.
Vol.3(1): 55-64.

Kusumawardani, Diah N. dkk. 2013. Pengaruh Group Size Terhadap
Pengambilan Keputusan Kelompok. Humanitas. Vol.10 (2): 87-100.

Shintia, Rita. 2011. Hubungan Antara Penerimaan Sosial Kelompok Kelas
Dengan Kepercayaan Diri Pada Siswa Kelas I SLTP XXX Jakarta. Jurnal
Kependidikan Triadik. Vol.14(1): 37-44.

Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

Susanto, Astrid S. dkk. 1998. Masyarakat Indonesia Memasuki Abad Ke
Duapuluh Satu. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Suwaryo, Utang. 2010. Perubahan Sosial Dan Dinamika Pemerintahan.
Governance. Vol.1(1): 21-31.

Yunasaf, Unang. 2008. Peran Kelompok Peternak Dalam Mengembangkan
Keberdayaan Peternak Sapi Perah. Jurnal Penyuluhan. Vol.4(2): 109-115.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About