Pages

Translate

Minggu, 15 Februari 2015

sedikit Tips Saat akan tampil dalam festival banjari

Assalamualaikum wr. Wb.. Hai, apa kabar akhi wa ukhty. Semoga kita semua senantiasa dalam lindungan Allah SWT, amin ya robbal ‘alamiin.Pertama, saya mau nanya dulu nih, mungkin jawabnya di komentar saja ya, hehe. Apakah akhy wa ukhty seorang yang suka musik banjari? Nah, saya suka sekali sama yang namanya Banjari. Tahu kan Banjari, pasti tahu dong. Saya juga punya grup Banjari lho, namanya Syubbanul Akhyar, persis dengan nama grup gambus yang sudah terkenal asal Surabaya. Ini lho grup punya saya... :D


keren kan.. haha..Akhir-akhir ini, banyak sekali berbagai lembaga mulai dari sekolah, madrasah, organisasi sampai universitas yang mengadakan Festival Sholawat Al-Banjari. Tingkat nya pun berbeda-beda, ada yang tingkat kecamatan, kota-kabupaten, karesidenan, Provinsi bahkan se-Nusantara pun ada. Festival ini diadakan karena peminat musik Banjari bertambah tidak hanya dikalangan dewasa, anak-anak dan remaja sangat banyak yang menggemari Sholawat Banjari ini.


Seiring perkembangan zaman, musik Banjari juga ikut berkembang. Banyak Jam’iyah Hadroh yang memakai nada 1, 2 dan 3 pada saat Festival. Pemakaian nada 1,2 dan 3 layaknya paduan suara ini menambah cita rasa dan keindahan pada sebuah sholawat. Yang sebelumnya biasa menjadi luar biasa. Adanya variasi nada inilah salah satu yang membuat music Banjari kebanjiran peminatnya. Semua orang berbondong-bondong ingin mendirikan grup Banjari. Namun lebih dari itu semua, Sholawat Banjari merupakan salah satu sarana bagi kita semua umat Muslim untuk memuji Allah dan Baginda Nabi Muhammad SAW.

Lalu, mengapa Festival Banjari diadakan? Bukankah sering keluar lontaran kata-kata yang tak berkenan dari penonton untuk menggoda grup lain yang sedang tampil? Bukankah banyak juri-juri yang tidak adil yang penilaiannya memihak pada satu grup? Dan pertanyaan lainnya. Nah, pertanyaan ini selalu muncul dikalangan para pencinta Banjari. Jawabannya, iya, Banjari perlu diadakan sebuah Festival. Selain untuk melestarikan musik Tradisional Banjari juga untuk mencapai tujuan “Memasyarakatkan Sholawat dan Mensholawatkan Masyarakat.” Buktinya ada pada saya, semenjak saya kenal musik Banjari, setiap hari saya selalu melantunkan menyanyi sholawat Banjari. Maksudnya nyanyi-nyanyi nggak jelas, haha. Kemudian yang kedua, masalah penonton. Sering kita temukan kejadian seperti yang disebutkan saat Fesban. Semua itu kembali pada diri kita masing-masing agar senantiasa menjaga mulat dan perkataan yang tidak berkenan. “Mulutmu Harimaumu” begitu kata pepatah. Kasus yang ketiga, tentang juri. Carilah juri yang berpengalaman dan professional yang tidak ada hubungan sama sekali dengan peserta yang mengikuti Fesban. Seperti halnya dengan Festival Banjari yang diadakan setiap tahun di PP. Nuru Huda Singosari Malang, yang mendatangkan juri dari luar daerah Jatim, setiap tahun selalu berganti juri. Dengan cara inilah, festival banjari akan berjalan dan bersaing secara sehat tanpa ada praktik KKN. Ciyeh bahasa gue -_-. Serta banyak lagi permasalahan lainnya.

Menurut saya, Jamiyah Sholawat Banjari yang sedang ngetren pada saat ini adalah Syauqul Habib, Muhasabatul Qolbi, Mambaul Ma’arif, Zalzalah, IQSAS Al-Mukhtar, Alamaak, Assyubbani, Syubbanul Akhyar  dan masih banyak lagi grup lainnya. Grup-grup tersebut selalu memunculkan variasi-variasi baru dalam musik Banjari, dan tak jarang ditiru oleh grup Banjari yang sedang berkembang di berbagai daerah. Dari grup-grup tersebut, yang paling saya suka adalah Syauqul Habib. Kenapa Syauqul Habib? Err.. Kurang tahu ya, pokoknya enak sekali ketika Grup ini sedang tampil. Vokal utamanya yang renyah suaranya namanya Mahrus Ali, dan Beking Vokal dengan paduan suaranya yang sangat kompak menjadi sangat bagus sekali penampilannya. Mungkin juga grup ini sangat khusyuk kepada Allah dan Nabi Muhammad pada saat tampil. Ya, memang harus khusyuk dong. Jika tidak, ya percuma. Kalau grup idola kalian siapa?

Yang tidak kalah pentingnya pada saat Festival Banjari adalah mengenai persiapan masing-masing grup sampai saat tampil. Berikut ini saya berikan tips pada saat tampil.

Untuk para vokal-beking

- Sebelum tampil jangan kebanyakan makan dan minum karena dikhawatirkan menjadi kekenyangan. Cukup satu teguk saja ketika hendak tampil.-Sebelum tampil jangan kebanyakan jalan-jalan. Itu membuat stamina berkurang yang berdampak pada keutuhan suara.
-Jika anda seorang yang selalu nervous seperti saya, jauhi dan jangan mendengarkan penampilan grup yang lain karena itu membuat anda semakin grogi.
- Latihan secukupnya, jangan terlalu di forsir karena dikhawatirkan suara habis saat tampil.
- Hafalkan kembali lirik lagu yang akan ditampilkan, dikhawatirkan lupa lirik.
-Pada saat tampil, utamakan kekhusyukan, jangan lirik kanan-kiri saat tampil dan perbanyaklah sholawat dalam hati agar tidak nervous.

Untuk penabuh Banjari dan Bass

-Sebelum tampil jangan kebanyakan jalan-jalan. Itu membuat stamina berkurang yang berdampak pada keutuhan pukulan.
- Latihan secukupnya dan tidak terlalu diforsir.
-Ingat-ingat variasi pukulan yang dibuat agar tepat dan tidak salah-salah saat tampil.
-Pada saat tampil, utamakan kekhusyukan, jangan lirik kanan-kiri saat tampil dan perbanyaklah sholawat dalam hati agar tidak nervous.

Itulah beberapa tips dan sedikit artikel dari saya. Artikel yang sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari agan-agan sekalian serta tambahan tips dari agan yang lebih berpengelaman mengenai Banjari dari saya. Kurang lebihnya saya mohon maaf.Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Allahumma Sholli ‘ala Muhammad. 

Senin, 02 Februari 2015

Lirik Ana Al 'Abdu Versi Zalzalah UIN Malang

Assalamualaikum....
kalau ada yang tanya lagu Ana Al 'abdu versinya zalzalah UIN Malang. ini saya share..




Minggu, 01 Februari 2015

Jati Diri dan Karakter Bangsa

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Indonesia telah merdeka selama 69 tahun sejak dibacakannya teks proklamasi kemerdekaan oleh Ir. Soekarno pada tahun 1945 silam. Kemerdekaan Indonesia merupakan masa ketika seluruh kesengsaraan yang dialami oleh masyarakat selama kurang lebih 3.5 abad telah berakhir. Indonesia dijajah oleh negara yang paling berpengaruh yaitu Belanda dan Jepang. Masyarakat tertindas dan teraniaya dengan sangat pedih pada masa itu.
Pada perkembangan zaman yang semakin modern, masyarakat saat ini justru mengalami krisis identitas. Karakter yang mencerminkan bangsa Indonesia lambat laun menjadi terkikis oleh modernisasi. Banyak masyarakat terutama remaja tidak paham mengenai sejarah bangsa beberapa tahun silam. Meningkatnya program-program televisi maupun media cetak seperti sinetron dan idola-idola luar negeri yang tidak jelas yang banyak digemari oleh kaum remaja menunjukkan bahwa remaja Indonesia saat ini sedang mengalami kehilangan jati diri.
Seiring perjalanan waktu bangsa terasa semakin rusak, hura-hura, dan kriminal dimana-mana. Tidak terkecuali untuk kaum remaja juga masuk dalam jajaran masyarakat yang semakin rusak. Mereka meniru hal-hal yang tidak pantas yang mereka lihat dari idola yang mereka kagumi. Berpakaian, berdandan, dan bertingkah seperti apa yang diidolakannya.
Krisis karakter yang dialami bangsa saat ini disebabkan kerusakan individu-individu masyarakat yang terjadi secara kolektif sehingga terbentuk budaya/kebiasaan. Budaya inilah yang telah menginternal dalam sanubari masyarakat Indonesia dan menjadi karakter bangsa (Deni Hardianto, 2010). Masyarakat Indonesia seakan kehilangan prinsip dan tujuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, konsep Bhineka Tunggal Ika lama-lama ditinggalkan dan mulai luntur dari jiwa generasi sekarang.



BAB II
LANDASAN TEORI
            Jati diri merupakan hal yang menunjukkan atau mencerminkan kepribadian setiap orang, yang menjadi ciri khas sehingga orang lain dapat mengenal dirinya melalui kepribadiannya tersebut. Jati diri ada untuk menunjukkan bahwa setiap individu satu dengan yang lain memiliki identitas sehingga tidak ada individu yang memiliki sifat identik dengan individu lain, tidak terkecuali anak kembar sekalipun. Tanpa jati diri, manusia tidak dapat melangsungkan hidup sebagai makhluk sosial yang berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya.
Karakter merupakan hal yang didasarkan pada baik atau buruk sebuah perilaku. Karakter dapat diartikan watak atau sifat. Menurut Wanda Chrisiana, Karakter seorang individu terbentuk sejak dia kecil karena pengaruh genetik dan lingkungan sekitar. Proses pembentukan karakter, baik disadari maupun tidak, akan mempengaruhi cara individu tersebut memandang diri dan lingkungannya dan akan tercermin dalam perilakunya sehari-hari. Menurut Quraish Shihab, Karakter merupakan himpunan pengalaman, pendidikan dan lain-lain yang menumbuhkan kemampuan di dalam diri kita, sebagai alat ukir yang mewujudkan pemikiran, sikap dan perilaku antara lain akhlak mulia dan budi pekerti luhur.
Jati diri bangsa merupakan nilai luhur budaya bangsa yang oleh para pendiri bangsa dirumuskan sebagai Pancasila. Sebagai nilai luhur budaya bangsa, nilai-nilai Pancasila harus teraktualisasikan dan menjiwai perilaku segenap anak bangsa pada kesehariannya dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Jati diri bangsa tidak terbentuk dengan sendirinya, melainkan melalui sebuah proses dan perjuangan yang panjang (Magdalia Alfian, 2013). Bangsa Indonesia berjuang untuk menemukan jati dirinya sebagai bangsa yang merdeka dan memiliki suatu prinsip yang tersimpul dalam pandangan hidup serta filsafat hidup, di dalamnya tersimpul ciri khas, sifat karakter bangsa yang berbeda dengan bangsa lain. Oleh para pendiri bangsa kita dirumuskan secara sederhana namun mendalam yang meliputi lima prinsip dan diberi nama Pancasila (Novriagara D.H., 2011).



A.    Studi Kasus
Meningkatnya popularitas budaya popular Korea di dunia internasional banyak mempengaruhi kehidupan masyarakat dunia, tidak terkecuali masyarakat IndonesiaAkhir-akhir ini, Indonesia didatangi oleh idola baru yang telah membius remaja-remaja terutama wanita, yaitu artis dan grup boyband Korea bernama Super Junior. Remaja tergila-gila dengan segala yang berkaitan dengan Kpop khususnya Super Junior. Tidak jarang mereka mengoleksi barang atau lagu yang berkaitan dengan idola mereka. Tidak terkecuali juga dengan cara berpakaian dan cara bicara yang idola mereka gunakan.
Super Junior sendiri merupakan salah satu grup boyband yang datangnya dari Korea. Grup ini mulai mendapatkan popularitasnya pada tahun 2010. Selain itu, Super Junior juga memiliki nama untuk para fans-nya yaitu Elf. Remaja Indonesia Elf seakan tidak ingin tahu tentang apa yang akan berdampak apabila terlalu fanatik dengan idolanya. Mereka sibuk dengan urusannya demi memuaskan rasa rindunya kepada artis Kpop yang diidolakan.
Melalui media terutama Internet, remaja yang terbius dengan Kpop mecari-cari informasi tentang Kpop, mengoleksi foto-foto dan videonya. Fans  Kpop  dianggap  selalu  bersikap  berlebihan,  gila,  histeris, obsesif, adiktif, dan konsumtif ketika mereka sangat  gemar menghambur-hamburkan uang untuk membeli merchandise idola maupun mengejar idola hingga ke belahan dunia manapun. Stereotip tersebut  salah  satunya  dapat  dilihat  di  dunia  maya (Pintani Linta T., 2010). Mereka memiliki sarana yang menghubungkan diri mereka dengan Elf  yang lain melalui Fanpage atau Facebook. Saling bertukar gosip yang sedang hangat dibicarakan. Kemudian mereka terkadang senang ketika idola mereka sedang bahagia dan menangis ketika idola mereka tertimpa musibah. Selain itu, para remaja tidak menyukai bahkan membenci seseorang yang secara sengaja atau tidak sengaja mencaci idola mereka.
Remaja Indonesia saat ini seakan terbius oleh kedatangan artis Kpop. Tidak jarang berbagai pihak menggelar konser dengan mendatangkan artis Kpop yang membuat para remaja semakin tergila-gila. Uang jutaan rupiah rela mereka keluarkan demi melihat konser Kpop yang akan segera digelar. Mereka menangis haru dan histeris. Tak peduli  walaupun berdesakan, antri berjam-jam demi mendapatkan tiket menuju konser.

BAB III
PEMBAHASAN
A.    Kearifan Lokal
Kearifan lokal sering juga disebut sebagai kebijakan setempat, pengetahuan setempat atau kecerdasan setempat. Secara umum kearifan local diartikan sebagai pandangan hidup dan pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat local dalam menjawab berbagai masalah dalam memenuhi kebutuhan mereka yang meliputi seluruh aspek kehidupan seperti agama, ilmu pengetahuan ekonomi, teknologi, organisasi sosial, bahasa serta kesenian. Dapat juga berupa tradisi, petatah-petitih atau semboyan hidup (Magdalia Alfian, 2013).
Kearifan lokal merupakan kekayaan budaya masyarakat suku bangsa yang memiliki potensi sebagai pembentuk karakter bangsa. Kearifan lokal di setiap daerah dapat dilihat tata karma, disiplin, kesetiaan dan rasa hormat yang berlaku di daerah tersebut. Selain itu, budi pekerti yang tinggi menjadi salah satu ukuran martabat seseorang.

B.     Dampak Terlalu Fanatik Terhadap Idola
Budaya Korea berkembang begitu pesatnya hingga meluas dan diterima publik dunia, sampai menghasilkan sebuah fenomena demam budaya Korea ditingkat global, yang diistilah Korean Wave. Korean Wave adalah sebuah istilah yang diberikan untuk tersebarnya budaya Pop Korea atau gelombang Korea secara global di berbagai negara di dunia termasuk negara Indonesia, atau secara singkat mengacu pada globalisasi budaya Korea. Di Indonesia saat ini, fenomena golombang Korea melanda generasi muda terutama remaja Indonesia yang umumnya menyenangi drama atau disebut K-Drama dan Musik Pop korea atau yang lebih dikenal dengan Kpop (Nastiti, dalam Sella Ayu P, 2013).
Fanatisme merupakan fenomena yang sangat penting dalam budaya modern, pemasaran, serta realitas pribadi dan di sosial masyarakat, hal ini karena budaya sekarang sangat berpegaruh besar terhadap individu dan hubungan yang terjadi di diri individu menciptakan suatu keyakinan dan pemahaman berupa hubungan, kesetian, pengabdian, kecintaan, dan sebagainya (Seregina et al, dalam Sella Ayu, 2013). Dampak yang ditimbulkan akibat terlalu fanatik terhadap seorang yang diidolakan adalah:
1.      Mengikuti kebiasaan artis-artis yang diidolakan
2.      Stres dan depresi akibat tidak dapat bertemu langsung dengan sang idola
3.      Kehilangan jati diri, dan sebagainya.

C.    Membangun Jati Diri dan Karakter Bangsa
Dalam kasus yang disebutkan di atas, remaja Indonesia sedang mengalami krisis identitas. Mereka sama sekali tidak tahu apa dan seperti apa seharusnya jati diri bangsa Indonesia karena mereka dibutakan oleh Kpop yang datangnya dari Korea. Untuk itu, jati diri dan karakter remaja perlu dibangun yaitu melalui :
1.      Keluarga
Keluarga menjadi yang paling penting untuk membangun karakter. Keluarga terutama orangtua merupakan pihak yang paling berpengaruh dalam proses pembangunan karakter, karena seseorang sejak lahir sering kebiasaan orangtua mereka. Sehingga melalui orangtua merupakan awal yang harus dilakukan untuk pembangunan karakter.
2.      Sekolah
Pendidikan menjadi salah satu sarana dalam membangun karakter anak bangsa. Di dalam pendidikan, siswa diajarkan bagaimana bersosialisasi dengan teman. Selain itu, juga diajarkan menggunakan bahasa yang baik dan benar, mengetahui nilai-nilai luhur bangsa yaitu Pancasila serta mengetahui sejarah kemerdekaan Indonesia.
3.      Lingkungan
Lingkungan juga berpengaruh dalam pembangunan karakter, karena diluar sekolah dan keluarga seseorang akan melakukan sosialisasi dengan masyarakat sekitar. Contohnya melalui komunitas sosial.


BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Jati diri bangsa merupakan nilai-nilai luhur yang wajib dimiliki oleh setiap warga negara yaitu Pancasila. Melalui jati diri, maka pihak asing mengetahui tentang cerminan kepribadian dan ciri khas bangsa Indonesia.
Dalam pembangunan karakter bangsa harus melibatkan berbagai pihak yaitu melalui keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat. Pembangunan karakter tidak akan berhasil selama ketiga pihak tersebut tidak terjadi kesinambungan yang harmonis.
B.     Saran
Penggemar artis Korea diharapkan tidak terlalu fanatik terhadap seseorang yang menjadi idolanya, karena banyak dampak negatif yang dapat ditimbulkan yang telah penulis rangkum dalam tulisan ini. Hal ini dikhawatirkan, bangsa kehilangan jati dirinya dan lupa akan nilai-nilai luhur bangsa yaitu Pancasila.
Dalam ringkasan ilmiah ini, penulis menyadari bahwa sangat banyak kesalahan yang dapat dijumpai dalam tulisan ini. Tidak ada manusia yang sempurna, karena sejatinya kesempurnaan hanyalah milik Allah semata.







DAFTAR PUSTAKA
Alfian, Magdalia. 2013. Potensi Kearifan Lokal Dalam Pembentukan Jati Diri dan Karakter
Bangsa. Jurnal Ilmu Budaya. Vol.1(7): 424-435.
Chrisiana, Wanda. 2005. Upaya Penerapan Pendidikan Karakter  Bagi Mahasiswa. Jurnal
Teknik Industri. Vol. 7(1): 83-90.
Hardianto, Deni. 2010. Membangun Karakter Bangsa Melalui Pendidikan Terpadu. Jurnal
Pendidikan. Vol.1(1): 1-10.
Pertiwi, Sella A. 2013. Konformitas dan Fanatisme Pada Remaja  Korean Wave (Penelitian
pada Komunitas Super Junior Fans Club ELF “Ever Lasting Friend”) di Samarinda.

Jurnal Psikologi.Vol. 1(2): 157-166.

Dinamika Kelompok Matakuliah Sosiologi Pedesaan

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial dan saling bergantung terhadap setiap individu. Manusia tidak pernah terlepas dari proses interaksi sosial untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Karena, pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendirian. Bahkan sampai manusia tersebut meninggal dunia, dia tetap membutuhkan individu lainnya untuk membantu dalam proses pemakamannya.
Salah satu wadah bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam mencapai kesejahteraan adalah melalui kelompok. Di dalam kelompok, setiap individu akan menemukan tujuan dari kelompok tersebut. Individu dapat menyampaikan setiap aspirasinya yang kemudian akan didiskusikan oleh kelompok tersebut.
Manusia membutuhkan kelompok karena pada dasarnya manusia menemukan kedewasaannya di dalam sebuah kelompok. Manusia menghabiskan hidupnya di dalam sebuah kelompok. Terbukti bahwa segala aktivitas, pekerjaan dan kegiatan sehari-hari tidak pernah luput dari peran kelompok.
Di dalam sebuah kelompok, seringkali terjadi perubahan dan pergerakan. Perubahan ini sering ditandai oleh beberapa faktor yang akan diulas pada ringkasan ilmiah ini. Menurut Rasyid Kalu (2008), Perubahan  dan perkembangan dalam suatu kelompok terjadi  akibat  proses  formasi  ataupun reformasi  dari  pola-pola  di  dalam kelompok  tersebut  serta  adanya pengaruh dari luar. Apabila salah satu unsur  dari  sebuah  organ  mengalami gangguan atau perubahan, maka akan membawa  perubahan  pada  unsur-unsur  lainnya.  Sehingga  berakibat terjadinya perubahan pada sistem atau kelompok secara keseluruhan.




A.    Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat penulis simpulkan adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana proses dan dinamika kelompok?
2.      Bagaimana pentingnya dinamika kelompok?
3.      Apakah faktor pendorong terjadinya dinamika kelompok?
B.     Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dalam ringkasan ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui proses dan dinamika kelompok.
2.      Untuk mengetahui pentingnya dinamika kelompok.
3.      Untuk mengetahui faktor pendorong terjadinya dinamika kelompok.


















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Dinamika Kelompok
Dinamika dapat diartikan sebagai keadaan yang selalu berubah-ubah. Sedangkan kelompok adalah sekumpulan orang yang memiliki tujuan dan kepentingan bersama. Dinamika kelompok adalah suatu keadaan ketika sebuah kelompok mengalami pergerakan, perkembangan dan proses adaptasi terhadap keadaan yang selalu berubah.
Kelompok mengalami dinamika karena kelompok bersifat dinamis. Kelompok selalu berubah dan tidak statis. Ada kelompok yang perubahannya cepat dan ada juga dengan perubahan yang lambat.
Dinamika kelompok merupakan cabang ilmu sosial yang mempelajari perilaku manusia dalam kelompok atau ilmu yang mempelajari tenaga-tenaga yang bekerja dalam kelompok, mencari penyebabnya, dan apa akibatnya terhadap individu maupun kelompok. (Andi Mascunra A, 2009). Dinamika kelompok, dalam pengertian ini, merupakan cabang dari pengetahuan atau spesialisasi intelektual. Peduli dengan perilaku manusia dan hubungan sosial, dapat berada dalam ilmu-ilmu sosial. Namun hal itu tidak dapat diidentifikasi dengan mudah sebagai sub bagian dari salah satu disiplin ilmu tradisional. (Dorwin Cartwright, et al.2000)

B.     Proses Pembentukan dan Dinamika Kelompok
Proses pembentukan kelompok ini dimulai dari persepsi atau perasaan yang sama pada tiap-tiap individu. Kemudian timbul sebuah motivasi dengan melakukan pendekatan untuk mencapai tujuan melalui interaksi antar individu. Dari interaksi inilah akan terbentuk sebuah kelompok. Di dalam sebuah kelompok selalu ada konflik yang menyebabkan perpecahan. Namun setiap individu telah menyadari bahwa tujuan kelompok lebih penting. Maka terjadi sebuah penyesuaian yang kemudian terjadi sebuah perubahan dalam kelompok.
Dikarenakan pada kodratnya keragaman bangsa Indonesia ini merupakan potensi kekompakan dan berpotensi kerja sama berasaskan kekompakan maka strategi pembentukan tim dalam suatu organisasi itu sudah sesuai (Hadipranata, 1995). Masyarakat di Indonesia adalah masyarakat yang berkelompok seperti halnya masyarakat timur pada umumnya. Oleh karena itu pendekatan yang paling efektif adalah pendekatan komunal dan bukan individual, pendekatan grup/kelompok, dan bukan individu pribadi (Hadipranata, 1995).
Description: K:\PROSES TERJADINYA KEL.jpg
 















Sumber :Winamart.

Skema di atas menunjukkan tentang bagaimana sebuah kelompok terbentuk dan bagaimana siklus yang terjadi dalam sebuah kelompok. Setiap perpecahan pasti ada penyesuaian, karena jika tidak terjadi penyesuaian maka dapat dikatakan bahwa dalam kelompok tersebut tidak ada lagi keserasian, perbedaan pendapat dan tidak tercipta kekompakan akibat perbedaan pola hidup. Akhirnya terjadi pembubaran kelompok yang disebut Disolusi.
Menurut Unang Yunasaf, dkk (2008), Dinamika kelompok ini diukur dengan cara mengetahui jumlah skor dari tujuh komponen indikatornya, yang meliputi: (1) kepemimpinan ketua kelompok, (2) tujuan kelompok, (3) struktur kelompok,(4) fungsi tugas kelompok, (5) pembinaan dan pemeliharaan kelompok, (6) kekompakan kelompok, dan (7) suasana kelompok, (8) tekanan kelompok, dan (9) efektivitas kelompok.
Di dalam dinamika kelompok, mungkin terjadi antagonisme antar kelompok. Apabila terjadi peristiwa tersebut, secara hipotesis prosesnya adalah sebagai berikut:
1.      Bila dua kelompok bersaing, maka akan timbul stereotip.
2.      Kontak antara kedua kelompok yang bermusuhan tidak akan mengurangi sikap tindak bermusuhan tersebut.
3.      Tujuan yang harus dicapai dengan kerjasama akan dapat menetralkan sikap tindak bermusuhan.
4.      Di dalam kerja sama mencapai tujuan. Stereotip yang semula negatif menjadi positif. (Soerjono Soekanto, 2012:147-148)

C.    Pentingnya Dinamika Kelompok
Manusia adalah makhluk yang bermasyarakat, ia akan selalu membutuhkan dan dibutuhkan oleh sesamanya. Dalam suatu kehidupan, manusia membentuk suatu kelompok tertentu yang merupakan suatu sistem yang sangat kompleks dan unik sifatnya. Sebagai suatu sistem, masyarakat terdiri dari sub-sub sistem yang saling interaktif. Setiap sub sistem dengan peranannya dapat dipandang mutlak adanya, oleh karena hakikat kesatuan itu sesungguhnya merupakan sesuatu yang terpecah-pecah dan terbagi-bagi, namun keberadaannya saling mengokohkan satu sama lain. (Utang Suwaryo, 2010).
Suatu kelompok juga dapat meningkatkan kepercayaan diri sesama individu di dalam kelompok. Menurut Rita Sinthia, Kepercayaan diri sebagai bagian dari penerimaan sosial, seseorang yang memiliki kepercayaan diri akan lebih yakin untuk melakukan sesuatu atau masuk dalam suatu lingkungan, walaupun lingkungan tersebut baru sama sekali.
Setiap kelompok pasti mengalami perubahan, dari yang buruk menjadi baik, pasif menjadi aktif, atau apatis menjadi peduli. Bahkan kelompok dapat berubah sebaliknya.
Alasan bahwa dinamika kelompok sangatlah penting, karena:
1.      Kelompok tidak akan berkembang ketika tidak terjadi perubahan.
2.      Individu dalam kelompok cenderung menjadi pasif dan terbelakang apabila tidak terjadi sebuah kedinamisan.
3.      Akan timbul ketidak pedulian terhadap sesama individu di dalam kelompok, dikarenakan keadaan kelompok yang statis.
4.      Kelompok yang statis akan menyebabkan kebosanan sesama individu di dalam kelompok tersebut.
5.      Dinamika kelompok merupakan sesuatu hal yang lumrah terjadi pada setiap kelompok, karena tidak selamanya suatu kelompok berada pada keadaan harmonis dan disharmonis.

D.    Faktor Pendorong Dinamika Kelompok
Di dalam sebuah kelompok terdapat beberapa faktor pendorong dari dalam maupun dari luar sebagai bentuk dari dinamika kelompok tersebut. Faktor-faktor pendorong dinamika kelompok adalah sebagai berikut:
1.      Faktor pendorong dari luar
·         Perubahan situasi sosial
Perubahan sosial merupakan proses perkembangan unsur sosio, budaya dari waktu ke waktu yang membawa perbedaan yang berarti dalam struktur dan fungsi masyarakat dibandingkan dengan keadaan sebelumnya. Hal ini terjadi sebagai akibat dari suatu perubahan yang datang, baik dari kemajuan berpikir manusia maupun dari perubahan lingkungan dan teknologi. (Utang Suwaryo, 2010). Misalnya perubahan norma yang mengakibatkan sebuah kelompok harus melakukan penyesuaian diri.
·         Perubahan situasi ekonomi
Berubahnya suatu kondisi suatu masyarakat atau kelompok dalam hal ekonomi seperti harga sembako yang fluktuatif.
·         Perubahan situasi politik
Berubahnya suatu kondisi suatu masyarakat atau kelompok dalam hal politik seperti pergantian ketua RT. Menurut Soekanto, Ada pula kelompok-kelompok sosial yang mengalami kegoncangan-kegoncangan apabila ditinggalkan salah seorang anggotanya, apalagi kalau anggota yang bersangkutan mempunyai kedudukan penting, misalnya dalam suatu keluarga.

2.      Faktor pendorong dari dalam
·         Adanya konflik antar individu dalam kelompok
Konflik adalah bentuk sosialisasi dalam masyarakat dengan asumsi bahwa tidak ada kelompok yang selalu dalam keadaan harmoni dan disharmoni, atau selalu terdapat faktor-faktor postif dan negative yang membangun relasi kelompok. Pada derajat tertentu konflik sangat esensial dalam membentuk kelompok dan mempertahankan eksistensi kelompok. (Astrid S dan Sunarto, 1998).
·         Adanya perbedaan kepentingan
Dalam kasus ini, individu dalam suatu kelompok bisa jadi melupakan tujuan utama dari kelompok tersebut. Kondisi yang seperti ini dapat mengakibatkan salah satu anggota kelompok yang berbeda kepentingan berusaha untuk memisahkan diri dan membuat kedudukan kelompok menjadi terancam.
·         Adanya perbedaan paham
Perbedaan paham sangat rawan dan dapat mempengaruhi kelompok secara keseluruhan. Misalnya perbedaan paham tentang agama yang dianut oleh masing-masing individu.
Terdapat faktor social loafing (yaitu berkurangnya usaha individu dalam kelompok untuk mencapai tujuan kelompok), respon dominan tanpa dikritisi, free riding (yaitu berkurangnya usaha individu dalam menyelesikan tugas kelompok karena individu itu tahu bahwa anggota kelompok lain akan menggantikannya mengerjakan tugas), hilangnya motivasi akibat perasaan tidak adil dalam kelompok, groupthink (yaitu kecenderungan setiap anggota untuk menyetujui hasil keputusan padahal keputusan cenderung tidak efektif), dan lain-lain. (Diah Nurayu K dkk, 2013)




BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kelompok merupakan sarana untuk seluruh manusia dalam mengembangkan pola pikir, hidup dan sebagainya. Kelompok juga sebagai sarana bagi manusia untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan manusia yang lain. Akan tetapi, di dalam sebuah kelompok juga terdapat perubahan-perubahan sebagai proses untuk menuju ke arah yang lebih baik. Perubahan inilah yang disebut dengan Dinamika kelompok. Karena pada dasarnya, kelompok sosial merupakan kelompok yang dinamis yang selalu berkembang, dan bukan statis.
B.     Saran
Kelompok sangat penting demi kelangsungan hidup manusia, karena tanpa kelompok mustahil manusia dapat bertahan hidup. Dalam ringkasan ilmiah ini, saya menyadari bahwa sangat banyak kesalahan yang dapat dijumpai dalam tulisan ini. Tidak ada manusia yang sempurna, karena sejatinya kesempurnaan hanyalah milik Allah semata.










DAFTAR PUSTAKA
Amir, Andi M. 2009. Penerapan Dinamika Kelompok. Jurnal Academica. Vol.1
(1): 120-130.
Bachroni, M. 2011. Pelatihan Pembentukan Tim untuk Meningkatkan
Kohesivitas Tim pada Kopertis V Yogyakarta. Jurnal Psikologi. Vol.38(1):
40-51.

Cartwright, Dorwin., Zande, Alvin. 2000. Origins of Group Dynamics.
A Research and Applications Journal. Vol.3(2):40-55.

Kalu, Abdul R. 2008. Dinamika Kelompok Tani Kegiatan Rehabilitasi Hutan Dan
Lahan Di Desa Bulue Kabupaten Soppeng. Jurnal Hutan dan Masyarakat.
Vol.3(1): 55-64.

Kusumawardani, Diah N. dkk. 2013. Pengaruh Group Size Terhadap
Pengambilan Keputusan Kelompok. Humanitas. Vol.10 (2): 87-100.

Shintia, Rita. 2011. Hubungan Antara Penerimaan Sosial Kelompok Kelas
Dengan Kepercayaan Diri Pada Siswa Kelas I SLTP XXX Jakarta. Jurnal
Kependidikan Triadik. Vol.14(1): 37-44.

Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

Susanto, Astrid S. dkk. 1998. Masyarakat Indonesia Memasuki Abad Ke
Duapuluh Satu. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Suwaryo, Utang. 2010. Perubahan Sosial Dan Dinamika Pemerintahan.
Governance. Vol.1(1): 21-31.

Yunasaf, Unang. 2008. Peran Kelompok Peternak Dalam Mengembangkan
Keberdayaan Peternak Sapi Perah. Jurnal Penyuluhan. Vol.4(2): 109-115.


 

Blogger news

Blogroll

About